Smitten by Pop Star?
Wow, gembar-gembor tukarguling saham di Anteve dan StarTV akhirnya jadi kenyataan. Ada rasa bangga karena pasar tv nasional Indonesia dianggap menarik oleh Mr. Murdoch. Tapi ada rasa kecewa karena dominasi internasional makin menggigit dan merambah di segala bidang di perekonomian Indonesia. Even Astro, salah satu perusahaan tv kabel terbesar di Asia aja, udah mulai melakukan pemasaran dengan demo super nge-jreng di MTA beberapa bulan yang lalu. Aduh. Mau jadi apa kita?
Tidak hanya tayangan graphic-design yang dipercantik dengan kolaborasi Star-AnTV, beberapa program-pun mereka reshuffle and perbanyak. Dan gue ga berani nebak gimana nantinya reaksi pasar baik di level publik maupun di BEJ, tentang ada angin apa ini sehingga “Arisan” the movie… akan diproduksi (with orginal cast members) menjadi “Arisan” the series di Star-AnTV. Gue cuman berdoa semoga penayangan secara khalayak ramai tentang depiksi kehidupan segelintir binan Indonesia ini tidak mencorengkan nama atau bahkan membuat opini negatif terhadap eksistensi para homogenics di Tanah Air (teteupp).
Ok, puas dengan sedikit concern bernuansa politis. Akhirnya gue coba tune in tuh ke the all new Star-Antv combo. Kira-kira jam 8 malem, ada satu film Indonesia yang di tayangkan salam tajuk iSinema (mungkin skadar gaya-gayaan mendompleng iPod atau iDrive, atau even short for IndoSinema).
Film dimulai dengan cuplikan-cuplikan landmark-landmark Ibukota yang diambil dari kendaraan yang berkeliling seputar Jakarta in show-off the city mode. Very normal dan banyak di temui di opening scenes film-film Indonesia lainnya lately. Kemudian sang judul muncul, kalo ndak salah Namamu Arjuna.
Dari depan gue udah misuh-misuh, aduh ini mbak-mbak aktingnya biasa aja deh… kurang greget, kurang natural, bla-bla… Walaupun cinematography-nya boleh gue kasih rating “kinda cute” dan kudos buat Mbak Sara Silaban sebagai pengarah musiknya. Terus tiba-tiba masuk seorang mahluk yang bernama Mario Lawalata di film itu. Gue instantly memaafkan segala kestandard-an plot, ketidakmenarikan pembuatan dialog, bad acting skills, etc., etc… just because ada Mario! Somebody slap Me!
Apakah guenya yang kampungan dan baru turun gunung seperti katanya Bang Kar? Mosok ya selama ini gue ndak pernah liat sosok (aduh terbuat dari apa) mahluk satu ini yang bernama Mario? Of course I’ve heard that the supreme Oscar had a hot model bro called Mario, tapi sumpe gue yang ga pernah nonton sinetron atau baca-baca infotainment ini baru sadar how cute Mario actually is! I was smitten on the spot.
Coba ya… ga mungkin jugak kale, gue bela-belain nonton film yang oh-so-predictable ini selama 1.5 jam kalo engga cuman mau mantengin doi aja? Haha… Don’t care about his bad acting karena setiap kali dia senyum di layar kacaku, gue juga ikutan senyum sampai merinding. Hatiku jatuh berceceran di lantai dengan setiap tatapan matanya.
Aduh, kalo harus gue jelaskan seperti apa tipe gue itu… Mario would be the epitome of those “turn-ons” column yang harus kita isi di profil-profil dunia maya: Ga usah tinggi-tinggi amat, sekel, army look (look at those dog-tags), sweet face, sideburns, five o’clock shadows and those big arms and big shoulder concept. Hmm… Aneh untuk seorang gue, yang ga pernah starstruck dan brasa celebrity is just another human being (only with more coverage)… He is definitely my favorite strawberry shortcake.
Well, at least secara fisik.
But then again reality bites. Aduh emang gue sapa anyway hehe… Masyaolo…urusin dulu tuh those extra fat yang ampir jadi permanent storage di sekitar pinggang elo! Urusin dulu tuh extra blackheads yang timbul setelah kebanyakan enganging dengan Miss Long Island Ice Tea during the weekends! Urusin dulu tuh pundak elo yang beranjak dari pundak Chris Daughtry ke arah punuk Hunchback of Notredame skarang!
Well, at least secara fisik.
Tidak hanya tayangan graphic-design yang dipercantik dengan kolaborasi Star-AnTV, beberapa program-pun mereka reshuffle and perbanyak. Dan gue ga berani nebak gimana nantinya reaksi pasar baik di level publik maupun di BEJ, tentang ada angin apa ini sehingga “Arisan” the movie… akan diproduksi (with orginal cast members) menjadi “Arisan” the series di Star-AnTV. Gue cuman berdoa semoga penayangan secara khalayak ramai tentang depiksi kehidupan segelintir binan Indonesia ini tidak mencorengkan nama atau bahkan membuat opini negatif terhadap eksistensi para homogenics di Tanah Air (teteupp).
Ok, puas dengan sedikit concern bernuansa politis. Akhirnya gue coba tune in tuh ke the all new Star-Antv combo. Kira-kira jam 8 malem, ada satu film Indonesia yang di tayangkan salam tajuk iSinema (mungkin skadar gaya-gayaan mendompleng iPod atau iDrive, atau even short for IndoSinema).
Film dimulai dengan cuplikan-cuplikan landmark-landmark Ibukota yang diambil dari kendaraan yang berkeliling seputar Jakarta in show-off the city mode. Very normal dan banyak di temui di opening scenes film-film Indonesia lainnya lately. Kemudian sang judul muncul, kalo ndak salah Namamu Arjuna.
Dari depan gue udah misuh-misuh, aduh ini mbak-mbak aktingnya biasa aja deh… kurang greget, kurang natural, bla-bla… Walaupun cinematography-nya boleh gue kasih rating “kinda cute” dan kudos buat Mbak Sara Silaban sebagai pengarah musiknya. Terus tiba-tiba masuk seorang mahluk yang bernama Mario Lawalata di film itu. Gue instantly memaafkan segala kestandard-an plot, ketidakmenarikan pembuatan dialog, bad acting skills, etc., etc… just because ada Mario! Somebody slap Me!
Apakah guenya yang kampungan dan baru turun gunung seperti katanya Bang Kar? Mosok ya selama ini gue ndak pernah liat sosok (aduh terbuat dari apa) mahluk satu ini yang bernama Mario? Of course I’ve heard that the supreme Oscar had a hot model bro called Mario, tapi sumpe gue yang ga pernah nonton sinetron atau baca-baca infotainment ini baru sadar how cute Mario actually is! I was smitten on the spot.
Coba ya… ga mungkin jugak kale, gue bela-belain nonton film yang oh-so-predictable ini selama 1.5 jam kalo engga cuman mau mantengin doi aja? Haha… Don’t care about his bad acting karena setiap kali dia senyum di layar kacaku, gue juga ikutan senyum sampai merinding. Hatiku jatuh berceceran di lantai dengan setiap tatapan matanya.
Aduh, kalo harus gue jelaskan seperti apa tipe gue itu… Mario would be the epitome of those “turn-ons” column yang harus kita isi di profil-profil dunia maya: Ga usah tinggi-tinggi amat, sekel, army look (look at those dog-tags), sweet face, sideburns, five o’clock shadows and those big arms and big shoulder concept. Hmm… Aneh untuk seorang gue, yang ga pernah starstruck dan brasa celebrity is just another human being (only with more coverage)… He is definitely my favorite strawberry shortcake.
Well, at least secara fisik.
But then again reality bites. Aduh emang gue sapa anyway hehe… Masyaolo…urusin dulu tuh those extra fat yang ampir jadi permanent storage di sekitar pinggang elo! Urusin dulu tuh extra blackheads yang timbul setelah kebanyakan enganging dengan Miss Long Island Ice Tea during the weekends! Urusin dulu tuh pundak elo yang beranjak dari pundak Chris Daughtry ke arah punuk Hunchback of Notredame skarang!
Well, at least secara fisik.
5 Comments:
Translate, please ;)
WELL BOOOO!!!! ELO TURUN GUNUNG ATO TURN ON?!
Yah, normal2 aja kok mengagumi celebrity di TV. Aku sendiri suka sama Yasha Chatab di Metro TV. |Sebagian mgkn karena looks-nya, tapi lebih banyak dengan sikapnya yg pede dan merasa nyaman dengan dirinya sendiri.
sekali binan tetep binan ....
Now I know who my competitor is!!!!
Why dont we do this: you take his brother (or sister??), coz Mario is mine!!!!!
Post a Comment
<< Home